Apakah Anakku Speech Delay?

“ loh gimana mau bisa ngomong ,kalau orang tuanya saja diem”

“Emil, kamu belum bisa ngomong ya, pasti masih hew heew aja”

“ iya itu di rumah orang tuanya diem, anak nya juga diem”

Umur Emil saat itu 1 tahun lebih dan belum disapih, ketika anak seumurannya atau di bawahnya sudah bisa berkata dan mengikuti bahasa yang di ucapkan oleh orang tua nya, Emil  belum seperti itu, Emil hanya bisa bilang “ Ta..Ta..” untuk menunjuk dia mau minum teh. Selebihnya hanya suara atau melalui bahasa isyarat seperti menggelengkan kepala, menirukan gerakan orang lain atau bersuara mengikuti intonasi orang lain.

Padahal kami di rumah selalu mengajak Emil komunikasi, mungkin intensitas komunikasinya rendah . Saya akui itu, karena saya lebih sibuk dengan gadget saya untuk ngurusin dagangan dan pak suami sibuk dengan laptop nya untuk urusan pekerjaan, karena kami tidak ada pengasuh dan juga jauh dari saudara, maka Emil main sendirian dengan gadget nya atau dengan puzzle dan buku bantalnya,

Lho kok sudah dikasih gadget? mungkin salah satu penyebab nya juga ini ya, karena kami tidak ada televisi, akhirnya media tontonan kami, termasuk tontonan si kecil kami alihkan ke you tube yang kebanyakan berbahasa inggris, sehingga kemampuan bicara Emil kurang, perbendaharan kata juga kurang, anak bingung karena dua bahasa. hmmm..tapi rasa nya Emil juga gampang bosan dengan gadget nya hanya sebentar dilihat lalu pergi dan bermain dengan mainan konvensionalnya dan lebih senang bermain diluar sehingga tidak sepanjang hari menatap gadgednya..

duh..saya juga bingung.

Kami pun juga selalu menyempatkan waktu membawa jalan keluar  setiap pagi atau sore , walau hanya di halaman perumahan, mengajaknya berkomunikasi dan bersosialisasi, biasanya saya ajak bermain di taman TK dekat perumahan, namun semua itu ternyata belum cukup untuk membuat Emil bisa membuka mulut dan  mengucap kata seperti anak anak tetangga, minimal manggil Bapak atau ibunya.

Ahh..memang terkadang teori tidak segampang praktek lapangan

Saya sempat sedikit khawatir, apa iya Emil mengalami keterlambatan bicara? Saya pun mulai membandingkan dengan beberapa anak yang saya lihat sudah bisa ngomong di umur nya yang masih 18 – 20 bulan semisal  “mau maem oti” atau bisa berhitung, mengaji, bernyanyi, berbahasa inggris dan segala hal yang menakjubkann diusia yang belum 2 tahun. Pasti orang tua anak tersebut sangat lah bangga.

Sedang kan Emil hanya bisa mengoceh dengan bahasa nya sendiri atau diam saja. Sedih saya.

Yah wajar lah di rumah mereka banyak orang ada kakek nya, neneknya, pengasuhnya,tantenya,om nya kakaknya dll, kalo orang tuanya diem ada keluarga lain yang ngajak ngoceh, atau kalau semuanya sibuk ada pengasuh yang ngajak keluar mainan sama tetangga ngerumpi sana sini sehingga membuat anak tersebut banyak kosa kata yang diserap, yah wajar lah udah dimasukan sekolah diumur segitu. Sedang kan Emil? sudahlah,saya pun mulai gak terima, tingkat kebaperan meningkat, sebel sama anak sendiri dan menyalahkan keadaan.

Apa tanggapan pak suami? “ yah memang kita berdua saja, di rumah ga ada siapa siapa lagi, Emil loh masih bisa ngoceh, walau memang belum ada banyak kata yang terucap jelas dari mulutnya, hanya suara saja jadi ya biarin aja, kita kan juga selalu berusaha ngajak dia interaksi “

Sepengetahuan saya mengenai speech delay atau keterlambatan bicara dari beberapa media online yang pernah saya baca, anak bisa dikatakan atau dicurigai speech delay berdasar beberapa ciri berikut :

  1. Usia 4 – 6 BULAN
    * Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya
    * Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh
  2. 8 – 10 BULAN
    * Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian;
    * Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya;
    * 9-10 bln, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis
  3. 12 – 15 BULAN
    * 12 bulan, belum menunjukkan mimik;
    * 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara;
    * 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu;
    * 15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau “daag”;
    * 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda;
    * 15 bulan, belum dapat mengucapkan 1-3 kata
  4. 18 – 24 BULAN
    * 18 bulan, belum dapat menucapkan 6-10 kata;
    * 18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian;
    * 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana;
    * 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat;
    * 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon;
    * 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-kata orang lain;
    * 24 bulan, tidak mampu meunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya;
  5. 30 – 36 BULAN
    * 30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga;
    * 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana, pertanyaan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga.
  6. 3 – 4 TAHUN
    * 3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak memiliki minat bermain dengan sesamanya;
    * 3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah” diucapkan “aya”;
    * 4 tahun, masih gagap dan tidak dapat dimengerti secara lengkap

Saya lega kesemua ciri tersebut ternyata Emil tidak ada masalah  sejauh ini. Emil respon nya sangat baik masih bisa berinteraksi, berekspresi, tahu itu  boleh , tahu itu tidak boleh, khawatir di tinggal kalau kami blang “dadah dadah”, selalu berusaha komunikasi dengan bahasanya dia sendiri seperti menunjuk nujuk atau menyodorkan sesuatu, menarik lengan dsb. Walaupun memang dia lebih banyak diam.

“jeruk kecut mana jeruk kecut..?” dan Emil bereaksi memperagakan ekspresi wajah kecut nya.

Dan saya mulai berpikir , mungkin kecepatan Emil dalam menangkap kata belum secepat anak orang lain, Emil mempunyai kecepatan yang berbeda. Ibarat pacuan kuda kami hanya punya 2 kuda untuk menarik kereta, sedangkan keluarga lain punya puluhan tenaga kuda untuk menarik kereta, makanya melesat lebih cepat. Begitu deh pengibaratan saya, paham gak ya..heehehe. tapi yang jelas kemampuan anak bukan suatu perlombaan, anak punya zona waktunya masing masing dan setiap anak itu istimewa.

Konon sang Jenius Albert Einstein saja berbicara ketika umur 4 tahun

Dan kalau muncul pertanyaan lagi yang sejenis “ Emil sudah bisa apa?, maka saya jawab “ Emil udah bisa terbang te..” ya iyalah Emil kan udah pernah naik pesawat..hihihi.

Kemampuan Bicara Meningkat

Sampai suatu hari kami pulang ke rumah mertua di Bali, saat itu usia Emil 25 bulan, keluarga disana ramai sekali anak cucu semua berkumpul dalam satu rumah, Emil adalah cucu paling kecil. Cucu kesebelas, bisa bayangkan ramai nya rumah nenek Emil di Bali. setiap waktu selalu Emil di ajak mainan sama kakak kakaknya di sana dan tahu sendirikan anak kecil kalau mainan pasti rame, rame seperti kontes burung berkicau.

Dan hanya hitungan 2 hari, Emil sudah banyak kosa kata yang dia serap dan beberapa sangat jelas lafal nya seperti Ayam, Bebek, Awas , selain itu Emil juga cepat meniru apa yang di ucapkan kakak kakak nya disana, seperti “ mamak mau maem “ atau “ bapak aku ikut “ emil menirunya dengan kalimat “ mamak” atau “ bapak ” plus dengan intonasi yang sama.

Alhamdulilah sepulang dari rumah nenek, Emil sekarang sudah bisa berkata walau pun masih sering satu kata saja yang dia ucap, seperti kalau mau minta teh dia hanya bilahg “ teh..teh..” atau “yoti..yoti..(roti)”. Bagi saya itu gak masalah sudah banyak kemajuan. Dari sini kami terus mengajak dia berkomunikasi semampu kami.

 

Apalagi sekarang ini Emil menyukai hal hal yang berhubungan dengan abjad, warna dan berhitung, hampir setiap waktu, bangun tidur atau mau tidur dia minta ditemanin buka buku atau membaca poster tempel nya, yang saya beli sangat murah meriah hanya 1000 rupiah,  walau pun begitu Emil sangat senang, setiap kali ditanya ini apa selalu dia jawab lengkap semisal, “ ini huruf apa? “ dan dia menjawab “ A..AAAA..Apel red “ atau untuk menujuk nama sayuran seperti jagung Emil selalu bilang “ jagung enak yeyow” artinya jagung rasanya enak warnanya yellow.

Sangking antusianya Emil sama huruf dan benda, pak suami sampai membuatkan grafis untuk  media belajarnya di gadget, Emil sangat suka sekali terkadang tanpa saya temani dia ngoceh sendiri meniru suara saya yang suka bertanya ke dia kalau lagi belajar.

” mana yaaaa…? oh ini BIIIIIIII…mana yaaaa?…Oh ini JIBRAAAAA” tanya sendiri jawab jawab sendiri..hahahah.

Keterlambatan Bicara Ringan

Menurut dari beberapa sumber yang saya baca Emil termasuk dalam keterlambatan bicara ringan yang sering di alami oleh anak laki laki, keterlambatan bicara ringan ini biasanya akan membaik ketika memasuki usia 2 tahun dan akan normal ketika memasuki usia sekolah. Sedangkan yang perlu dikhawatirkan adalah keterlambatan bicara karena disebabkan oleh gangguan seperti gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan, syaraf dan gangguan neurologis lainnya

Dan sekarang di usianya yang menginjak 2 tahun 2 bulan kosa kata yang di ucapkan lebih banyak  dan kemampuan komunikasinya juga meningkat, walaupun tidak sepenuhnya sempurna, seperti saat ini dia sudah bisa berhitung, mengerti anggota tubuh secara lengkap, membaca abjad, mengetahui gambar dan menyebut nama benda dengan jelas, walaupun lagi lagi kadang terbalik atau sesuai apa yang di tangkap pendengaran nya dan beberapa kalimat malah menggunakan bahasanya sendiri, seperti:

  1. Manyak babun = banyak lampu
  2. Owens peda = sepeda warna orens
  3. Minum ijo = minum air putih ( karena saya selalu memberikan air putih di gelasnya yang bewarna hijau)
  4. Yang bu naci = sendok nasi ( sendok nasi yang warna biru / blue )
  5. Butak pitun = buka pintu
  6. Cowet = spidol ( saya selalu bilang “ kalau mau coret coret di kertas sini saja”)

Membandingkan anak dengan anak lain seusianya memang perlu, sebagai parameter termudah untuk melihat perkembangan nya, namun  apakah kita sudah melihat kelebihan atau ciri ciri kemampuan yang lain dari anak kita sendiri sehingga kemampuan spesial anak sendiri terabaikan.

Oh nak maaf kan ibu mu ini, yang terlalu silau  melihat kemampuan anak anak artis yang terlalu emejing itu.

Jadi menurut saya setiap anak itu punya kemampuan dan zona waktunya sendiri, anak A sudah bisa ini anak kita belum, jangan langsung baper dan menyalahkan keadaan, terus saja kita pantau perkembangannya dan rangsang kemampuannya, kalau pun menemukan ciri ciri yang mengkhawatirkan, seperti anak sama sekali tidak berekspresi atau bereaksi ada baiknya segerakan komunikasikan dengan ahlinya.

Semoga sharing saya bermanfaat, jika ada yang perlu ditambahkan atau dikoreksi silahkan isi di kolom komentar. Terimakasih.

Sumber :

  1. Alodokter
  2. Kompas lifestyle
  3. Nutriclub
  4. Keterlambatanbicara. blogspot ( Dr.Widodo Judarwanto SpA – RS Bunda Jakarta )

 

Sharing is caring!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *